Main Article Content
Abstract
Pemikiran sosial memasuki era baru ketika para ilmuwan sosial mengalihkan perhatiannya dari struktur sosial ke bahasa. Bahasa dianggap menjadi faktor yang sangat menentukan dalam realitas dunia sosial manusia. Penjelasan yang didasari perkembangan strukturalisme modern tersebut di mulai dari Ferdinand De Saussure (1857-1913) yang mengkaji realitas sosial itu dibentuk tidak hanya dari struktur semantikanya, namun juga dari semiotikanya yang oleh Ferdinand De Saussure disebut sebagai semiologi. Istilah wacana dimunculkan pertama kali oleh Althusser dan Michel Foucault. Foucault sendiri memberikan pengertian wacana sebagai sesuatu bentuk praktik sosial yakni berperan mengontrol, menormalkan dan mendisiplinkan individu. Gagasan ini lahir setelah mengkritisi pemikiran strukturalisme Levi Strauss pada dua hal penting, bahwa: pertama, tidak ada aturan yang berlaku universal terhadap bahasa, karena bahasa bersifat beragam atau plural. Kedua, problem “kekuasaan” sangat berperan penting dalam pemakaian bahasa. Critical discouse analysis sebagai aliran pemikiran yang muncul belakangan ini mengadopsi pemikiran kritis Foucault dan mewarisi Aliran Kritis Frankfurt, serta teori dan metodologi linguistik memakai istilah “kritis” yang selanjutnya mengakomidir kedua aliran pemikiran ini dalam bentuk keterpaduan teori dan metodologi tertentu.