Main Article Content
Abstract
Penelitian ini berdasarkan pada asumsi teori yang menyatakan bahwa media dalam prespektif ilmu komunikasi (termasuk tugu) dapat mempengaruhi individu sebagai khalayaknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana semboyan Nosarara Nosabatutu yang di tempatkan pada tugu dikonstruksi untuk membangun perdamaian. Penlitian ini menggunakan Analisis semiotika Roland Barthes mengatakan bahwa makna pada sebuah teks memiliki standar ganda makna denotasi, makna konotasi dan mitos. Subjek penelitian ini adalah teks Nosarara Nosabatutu pada tugu nunu dan tugu perdamaian. Hasil penelitian menunjukkan konstruksi makna berdasarkan perangkat semiotika Roland barthes yang memberikan gambaran Sebagai sebuah pesan. Dalam pemaknaan denotasi tugu Nosarara Nosabatutu merupakan persaudaraan yang bersatu dan makna konotasi Nosarara Nosarara Nosabatutu menjadi harapan dan cita-cita masyarakat kaili, penempatan pada kedua tugu dengan letak daerah yang berbeda memiliki maksud dan tujuan dimana Nosarara Nosabatutu di lekatkan pada tugu berdasarkan konflik yang terjadi daerah nunu dilihat bagaimana perkelahian antar masyarakat Nunu dan Tavanjuka dan sekitarnya dan pelekatan teks Nosarara Nosabatutu pada tugu perdamaian melihat jangkauan wilayah yang lebih luas yaitu Sulawesi tengah melihat contoh kasus kerusahan Poso, sehingga melalui pemaknaan semiotika Roland Barthes menghasilkan beberapa mitos kesejateraan dan kemakmuran Tanah Kaili dan mitos keanekaragaman masyarakat Kaili. Mitos Saling membantu dan menolong sesama menggunakan hasil-hasil pendapatan daerah untuk kesejateraan masyarakat Kota Palu, Mitos Perkawinan antar suku (mmbangun ikatan persaudaraan yang luas) .