Main Article Content

Abstract

The dissemination of information is crucial for the development of Melung Tourism Village. The current information regarding attractions, facilities, and services in Melung Tourism Village has not effectively reached the broader community. The Penta helix model represents the stakeholders responsible for this dissemination process. The Penta helix components in this study include the Government, Businesses, the Community, Academia, and the Media. This study aims to explore the contributions of these stakeholders to the information dissemination process in Melung Tourism Village. A qualitative research approach was adopted, utilizing Robert Edward Freeman's stakeholder theory to analyze the contributions of the Penta helix elements. Additionally, the interactional communication model was employed to identify the challenges faced by the Penta helix stakeholders in disseminating information about Melung Tourism Village. The findings indicate that the contributions of the Penta helix in disseminating information about Melung Tourism Village remain suboptimal, primarily due to challenges such as a lack of skilled human resources, unclear task distribution, and insufficient content updates.

Keywords

Stakeholder Tourism village Information dissemination

Article Details

Author Biographies

Bunga Asriandhini, Universitas Amikom Purwokerto

Universitas Amikom Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia

Annisa Try Lestari, Universitas Amikom Purwokerto

Universitas Amikom Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia

Prita Suci Nurcandrani, Universitas Amikom Purwokerto

Universitas Amikom Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia

Rida Purnama Sari, Universitas Amikom Purwokerto

Universitas Amikom Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia

King Anugrah Wiguna, Universitas Jenderal Soedirman

Universitas Jenderal Soedirman, Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia

How to Cite
Asriandhini, B., Lestari, A. T., Nurcandrani, P. S., Sari, R. P., & Wiguna, K. A. (2024). The Contribution of the Penta Helix Model in the Dissemination of Information on Melung Tourism Village, Banyumas Regency. Kinesik, 11(3), 392-405. https://doi.org/10.22487/ejk.v11i3.1531

References

  1. Berliandaldo, M., Chodiq, A., dan Fryantoni, D. (2021). Kolaborasi dan sinergitas antar Stakeholder dalam pembangunan berkelanjutan sektor pariwisata di Kebun Raya Cibinong. INOBIS: Jurnal Inovasi Bisnis Dan Manajemen Indonesia, 4(2), 221–234.
  2. Cahyana, S. R., dan Nugroho, S. (2019). Analisis peran Stakeholder desa wisata Carangsari, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung. Jurnal Destinasi Pariwisata, 7(2), 390-397.
  3. Farid, M. M., dan Revaldo, M. A. (2021). Efektivitas media sosial dalam penyebarluasan informasi pembangunan pemerintah Kabupaten Banyuasin. FIRM Journal of Management Studies, 6(1), 95-100.
  4. Fatin, Afifah Dina., Devina, Folrensia., Musleh, Moh. (2024). Kolaborasi Stakeholder dalam Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan di Desa Wisata Pandean Kecamatan Dongko Kabupaten Trenggalek. Jurnal Administrasi Publik (JAP), 15(1),28-47.
  5. Freeman, R. E., dan Phillips, R. A. (2002). Stakeholder theory: A Libertarian Defense. Business Ethics Qurterly 12 (3), 331-349.
  6. Freeman, R. E., Wicks, A. C., dan Parmar, B. (2004). Stakeholder theory and the corporate objective revisited. Organization Science, 15(3), 364-369.
  7. Handayani, F., dan Warsono, H. (2017). Analisis peran Stakeholders dalam pengembangan objek wisata Pantai Karang Jahe di Kabupaten Rembang. Ilmu Administrasi Publik, 6(3), 1–13.
  8. Hasan, S. M. (2016). Strategi Pengembangan Wisata Kota Cirebon Menuju Destinasi Utama Wisata Religi. Skripsi. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
  9. Jadesta.Kemenparekraf.id. (2022). Jumlah desa wisata berdasarkan kategorinya. Diambil dari https://jadesta.kemenparekraf.go.id/peta Diakses pada 14 November 2022.
  10. Ladyve, G. M., Ask, N. S., dan Mawardi, M. C. (2020). Pengaruh kinerja lingkungan, biaya lingkungan, dan ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indoensia tahun 2015-2018. E-Jra, 09(06), 122–133.
  11. Muharis., Setiawan, Muhammad Alam., Syamsurrijal. (2024). Implementasi Strategi Pentahelix Pengembangan Kawasan Wisata Senggigi Lombok Barat. JISHUM (Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora. Vol2(4). 397-408.
  12. Nugroho, H. C., Zauhar, S., dan Suryadi. (2014). Koordinasi pelaksanaan program pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Nganjuk. Jurnal Pembangunan Dan Alam Lestari, 5(1), 12–22.
  13. Oxford, R. L. (1997). Cooperative Learning, Collaborative Learning, and Interaction: Three Communicative Strands in the Language Classroom. In Modern Language Journal (Vol. 81, Issue 4, p. 443). Wiley. https://doi.org/10.1111/j.1540-4781.1997.tb05510.x
  14. Ruslan, R. (2012). Manajemen Public Relation dan media komunikasi konsepsi dan aplikasi Stakeholder. Jurnal komunikasi nusantara, 2(2), 20-30.
  15. Schramm, W. (1997). The Beginnings of Communication Study in America: A Personal Memoir. New Delhi: SAGE Publiscation.
  16. Sejati, B. P., dan Prastiwi, A. (2015). Pengaruh pengungkapan sustainability report terhadap kinerja dan nilai perusahaan. Diponegoro Journal of Accounting, 4(1), 195–206.
  17. Sugiyono. (2014). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, R dan D. Bandung: Alfabeta.
  18. Syahidin, Muhammad., Hadawiah., Mustari, Andi Muttaqin. (2023). Efektivitas Promosi Dinas Pariwisata Dalam Menyebarluaskan Informasi Objek Wisata Anjungan Sungai Malili di Kabupaten Luwu Timur. Vol 4(1). 90-97.
  19. Yahya, Z. A. (2016). Potensi Dan Strategi Pengembangan Objek Wisata Pantai Ketawang Di Desa Patutrejo Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo. Geo Educasia, 1(4).
  20. Yuningsih, T., Darmi, T., dan Sulandari, S. (2019). Model Pentahelik dalam pengembangan pariwisata di Kota Semarang. JPSI (Journal of Public Sector Innovations), 3(2), 84-93.