Main Article Content
Abstract
Tujuan dari artikel ini adalah mendeskripsikan proses komunikasi dakwah dalam pendidikan Islam beserta pembentukan cara pandang oleh keturunan Alawiyyin di kota Palu-Sulawesi Tengah pada kawasan Sis-Aljufri atau biasa juga dikenal dengan lingkungan Alkhairaat. Habib Idrus Bin Salim Aljufri dikenal kredibilitasnya dan otoritasnya melalui pendekatan yaitu pendidikan Islam dan dakwah. Metode Penelitian yang digunakan dalam artikel ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian pada lapangan ditemukan bahwa para keturunan Alawiyyin sebagai komunikator dengan kredibilitas yang telah dilihat oleh khalayaknya mengarah ke sifat positif dengan sebutan sebagai ‘orang alim’. Konsep diri ini merupakan suatu identitas, cita-cita, ideologi ataupun paham, dan penilaian diri dari orang lain. Konten-konten syiar dalam berdakwah keturunan Alawiyyin dibentuk dalam model qira’ah, bantuan penerjemah hingga alat peraga. Konsep tiada hari tanpa membaca digunakan dimanapun dan kapanpun oleh keturunan Alawiyyin dalam melakukan proses dakwah. Pada akhir proses terbentuklah tujuan awal masuknya keturunan Alawiyyin yaitu konsep manifestasi budaya yang tercipta dari zaman kedatangan keturunan Alawiyyin (Habib Idrus bin Salim Aljufri) hingga kini dengan tetap berdiri dan beroperasinya pendidikan Islam, Alkhairaat di wilayah Indonesia timur dan berpusat di kota Palu.