Main Article Content

Abstract

Penelitian ini mendeskripsikan tentang penggunaan bentuk tindak tutur direkif yang terdiri atas bentuk, fungsi dan strategi tuturan bahasa perempuan pengawas Sekolah Dasar di kota Palu. Pelaksanaan penelitian ini pada Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu. Ada pun sumber data diperoleh dari tuturan perempuan pengawas Sekolah Dasar di kota Palu dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yaitu; (1) perekaman, (2) obsevasi dan (3) pencatatan lapangan. Analisis data dilakukan melalui tahapan reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa bentuk tindak tutur direktif perempuan pengawas Sekolah Dasar di kota Palu ditemukan ada empat bentuk tuturan yang sering digunakan oleh perempuan pengawas pada Sekolah Dasar yaitu ajakan, permintaan, pertanyaan, dan perintah. Keempat bentuk tersebut masingmasing memiliki penanda yang memberi kekhasan perempuan dalam bertutur. Pada tuturan ajakan, kata yang dominan digunakan yaitu ayo dan mari. Selanjutnya pada bentuk permintaan, kata yang banyak dimunculkan adalah sebaiknya dan kalau boleh. Sedangkang kalimat pertanyaan pemarkah pada intonasi merendah pada akhir kalimat yang juga diberi tanda tanya (?). Terakhir yaitu tuturan Perintah yang umumnya memakai tanda seru di akhir kalimat disertai nada suara meninggi. Kedua bentuk ini tidak menggunakan secara khusus penanda kebahasaan. Adapun fungsi tindak tutur direktif perempuan pengawas Sekolah Dasar di kota Palu terdapat empat fungsi tuturan yaitu; ajakan, meminta, bertanya dan perintah. Pada fungsi ajakan, yang diharapkan adalah mitra tutur segera melakukan tindakan. Fungsi meminta, yang diinginkan oleh penutur bagaimana mitra tutur merespon apa yang disampaikan. Lalu fungsi bertanya yang sering digunakan oleh perempuan karena ada rasa keingintahuan penutur pada setiap kegiatan. Kemudian fungsi perintah menunjukkan bahwa perempuan pengawas Sekolah Dasar pada umumnya dipengaruhi latar belakang sosial yang lebih tinggi. Strategi tuturan direktif, terdiri atas tuturan langsung dan tidak langsung. Kedua strategi tersebut dimaknai sebagai ungkapan kesantunan dalam berkomunikasi. Begitu pula jarak sosial pembicara. Oleh karena itu, strategi direktif merupakan bahasa perempuan pengawas Sekolah Dasar di kota Palu sebagai upaya untuk menyembunyikan muka. Komunikasi antara perempuan pengawas di Kota Palu menghindari kata-kata makian dan lebih memilih kata-kata santun ketika berucap sedangkan untuk menunjukkan ketegasan, seringkali meninggikan intonasinya.

Keywords

Tindak Direktif Bahasa Perempuan Pengawas

Article Details

How to Cite
Yunidar, Zainab, & Karim, A. (2021). TINDAK TUTUR DIREKTIF BAHASA PEREMPUAN PENGAWAS SEKOLAH DASAR DI KOTA PALU. Kinesik, 7(3), 280-292. https://doi.org/10.22487/ejk.v7i3.131