Benang Kusut Keterpilihan: Ketika Budaya, Modal Sosial, dan Oligarki Membentuk Takdir Politik Perempuan (Studi Darsia Iwan, Pasangkayu 2024)
Studi Darsia Iwan, Pasangkayu 2024
Kata Kunci:
affirmative action, perempuan, politik lokal, sosial ekonomi, dan strategi politikAbstrak
Introduction: Tingkat keterwakilan perempuan dalam lembaga legislatif seringkali dihadapkan pada berbagai tantangan struktural dan kultural. Meskipun kuota afirmasi dan berbagai kampanye kesadaran telah diupayakan, representasi perempuan di arena politik, terutama di tingkat daerah, masih belum optimal. Fenomena ini semakin menarik ketika dihadapkan pada kasus terpilihnya seorang perempuan ditengah dominasi laki-laki dan kuatnya pengaruh faktor-faktor non-gender. Seperti yang terjadi di pemilihan (Dapil) 3 Kabupaten Pasangkayu, dimana Darsia Iwan menjadi satu-satunya perempuan yang berhasil meraih kursi legislatif pada pemilihan legislatif tahun 2024 di Kabupaten Pasangkayu.
Methods: Tipe penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data yang diterapkan meliputi wawancara, obsevasi partisipan, analisis dokumen. Informan penelitian ini meliputi Kepala Desa, Tokoh Masyarakat, Pemilih Pemula, dan Tim Sukses
Results: Penelitian ini menunjukan bahwa keterpilihan Darsia Iwan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu latar belakang suku Darsia Iwan, memiliki basis keluarga yang banyak, suami Darsia Iwan sebagai kepala desa, dukungan modalitas, serta dukungan partai Golkar sebagai partai pengusung bupati yang sedang menjabat.
Conclusion: Faktor dominan terpilihnya Darsia Iwan menjadi anggota DPRD Kabupaten Pasangkayu 2024-2029 yaitu dominasi suku Mandar dalam Pemilu, kekuatan modal sosial dan ekonomi Darsia Iwan, dan praktik oligarki di Pasangkayu yang menguntungkan bagi Darsia Iwan.