Main Article Content
Abstract
Penelitian ini mengkaji strategi collaborative governance dalam mengatasi paradoks berupa tingginya potensi sumber daya alam (SDA). Sangat menarik ketika terjadi paradoks banyaknya kelebihan dan peluang kesejahteraan namun pada kenyataannya belum mampu terselesaikan dan terjadi keterpurukan. Dengan dilatarbelakangi oleh fenomena kumuh permukiman, minimnya prasarana sarana utilitas (PSU), serta kemiskinan di Pesisir Kabupaten Tangerang, penelitian ini berupaya menjelaskan peran stakeholder dalam upaya mengatasi masalah tersebut. Objek penelitian yakni di 4 (empat) kawasan pesisir di Kabupaten Tangerang yakni Desa Dadap, Desa Tanjung Pasir, Desa Kohod, dan Desa Surya Bahari. Metode penelitian dilakukan dengan wawancara, observasi, dan studi dokumen. Teknik analisis dilakukan dengan teknik participation rural appraisal (PRA) yang dilanjutkan pemetaan SWOT dan penyusunan strategi pembangunan kawasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap kawasan memiliki isu strategis dan potensi lokal yang berbeda. Skema kerjasama antar stakeholder sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawab berpeluang menjadikan 4 (empat) desa di Kabupaten Tangerang berpotensi mengalami kemajuan perkembangan, baik dari aspek sosial maupun ekonomi. Upaya awal yakni dengan melaksanakan skema berbagi peran antar stakeholder dalam pengentasan kumuh serta meningkatkan standar kualitas permukiman beserta PSU sesuai dengan ketentuan regulasi kebijakan. Upaya selanjutnya yakni dengan penguatan kemampuan warga beserta aspek pendukung dalam mengoptimalkan potensi lokal seperti hasil perikanan/kelautan (tangkap/budidaya), agro, pertanian, dan wisata berbasis pesisir