Main Article Content

Abstract

Kerajinan tenun kain Batik Bomba di Desa Towale, Kabupaten Donggala, merupakan warisan budaya dengan potensi ekonomi lokal yang besar, namun masih dihadapkan pada tantangan persaingan ketat dan keterbatasan permintaan, yang menghambat peningkatan pendapatan keluarga. Maka dari itu, tujuan penelitian ini untuk menganalisis secara mendalam efektivitas kemitraan antara Pemerintah Desa Towale dan Kelompok Yamamore dalam menggerakkan ekonomi lokal melalui pengelolaan kerajinan tenun kain Batik Bomba. Teori yang digunakan adalah prinsip kemitraan Ros Tennyson (1998). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Informan kunci yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah enam orang, terdiri dari Kepala Desa Towale, Sekretaris Desa Towale, Ketua Kelompok Yamamore, Sekretaris Kelompok Yamamore, Anggota Kelompok Yamamore, dan Pembeli Kain Tenun. Hasil penelitian ini menemukan/menunjukkan bahwa kemitraan antara Pemerintah Desa Towale dan Kelompok Yamamore berhasil menggerakkan ekonomi lokal, ditandai dengan peningkatan upah penenun dari Rp 150.000 (2020-2023) menjadi Rp 650.000 per sarung (2024-2025). Dukungan dari Bank Indonesia berupa galeri tenun dan pameran, serta dana CSR dari Bank Sulteng untuk bahan baku, sangat berperan dalam perluasan akses pasar dan peningkatan pendapatan. Meskipun demikian, terdapat tantangan terkait transparansi pengelolaan dana di mata beberapa anggota kelompok, dan pengrajin menyatakan bahwa pendapatan menenun belum sepenuhnya menopang kehidupan mereka sebagai mata pencarian utama. Implikasi penelitian ini bagi pihak yang memperoleh manfaat adalah bahwa kemitraan yang kuat antara pemerintah desa dan kelompok masyarakat dapat secara signifikan mendorong ekonomi lokal dan melestarikan budaya, memberikan harapan peningkatan kesejahteraan bagi pengrajin tenun. Namun, untuk keberlanjutan yang lebih baik, perlu ada peningkatan transparansi dalam pengelolaan dana dan strategi yang lebih komprehensif untuk memastikan pendapatan dari menenun dapat sepenuhnya menopang kehidupan, memperkuat kemandirian ekonomi desa secara berkelanjutan.

Keywords

Kemitraan Pemerintah Desa Ekonomi Lokal Pemberdayaan Masyarakat Batik Bomba

Article Details

References

  1. Ahmad, M., & Wilkins, S. (2025). Purposive sampling in qualitative research: A framework for the entire journey. Quality & Quantity, 59(2), 1461–1479. https://doi.org/10.1007/s11135-024-02022-5
  2. Allmark, P., Boote, J., Chambers, E., Clarke, A., McDonnell, A., Thompson, A., & Tod, A. M. (2009). Ethical Issues in the Use of In-Depth Interviews: Literature Review and Discussion. Research Ethics, 5(2), 48–54. https://doi.org/10.1177/174701610900500203
  3. Denzin, N. K., & Lincoln, Y. S. (2003). Qualitative Research (Third). SAGE Publications.
  4. Deterding, N. M., & Waters, M. C. (2021). Flexible Coding of In-depth Interviews: A Twenty-first-century Approach. Sociological Methods & Research, 50(2), 708–739. https://doi.org/10.1177/0049124118799377
  5. Hasanah, H. (2017). Teknik-Teknik Observasi (Sebuah Alternatif Metode Pengumpulan Data Kualitatif Ilmu-ilmu Sosial). At-Taqaddum, 8(1), 21. https://doi.org/10.21580/at.v8i1.1163
  6. Hesse-Biber, & Leavy, P. (2003). Approaches to Qualitative Research: A Reader on Theory and Practice. Oxford University Press.
  7. Ikhsan, N. (2018). Kemitraan Pemerintah Daerah Dan Lembaga Swadaya Masyarakat Dalam Pengelolaan Rumah Hati Rumah Bakat Di Kota Makassar. Universitas Muhammadiyah Makassar.
  8. Jannah, A. M. (2024). Efektivitas Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Dalam Meningkatkan Ekonomi Di Desa Pattaneteang Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng. Universitas Muhammadiyah Makassar.
  9. Leavy, P. (Ed.). (2014). The Oxford Handbook of Qualitative Research (1st ed.). Oxford University Press. https://doi.org/10.1093/oxfordhb/9780199811755.001.0001
  10. Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldaña, J. (2014). Qualitative data analysis: A methods sourcebook (Third edition). SAGE Publications, Inc.
  11. nanang. (2024, May 20). Lagi, Elon Musk Kenakan Batik Bomba di WWF 2024. Media Alkhairaat. https://media.alkhairaat.id/lagi-elon-musk-kenakan-batik-bomba-di-wwf-2024/
  12. Ningrum, A. U. W. (2021). Kemitraan Pemerintah Desa Menoreh Dan Masyarakat Dalam Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sedyo Mulyo Di Desa Menoreh Kecamatan Salaman. Untidar.
  13. Novandi, H. R., & Adi, I. R. (2021). THE IMPACT OF LOCAL ECONOMIC DEVELOPMENT THROUGH COMMUNITY-BASED TOURISM ON ECONOMIC WELFARE OF THE COMMUNITY IN TAMANSARI VILLAGE, BANYUWANGI, EAST JAVA, INDONESIA. Indonesian Journal of Social Work, 5(1), 1–11. https://doi.org/10.31595/ijsw.v5i1.406
  14. Rasdi, D., & Kurniawan, T. (2020). The Effectiveness Of Public-Private Partnership In The Distribution Of Non-Cash Food Assistance Program In Bogor Regency. Jurnal Analis Kebijakan, 4(1), 25–40. https://doi.org/10.37145/jak.v4i1.425
  15. Sakinah, F., Fahlevi, R., & Rahmawati, R. (2024). PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL MELALUI KEWIRAUSAHAAN KREATIF. An-Nizam, 3(1), 226–231. https://doi.org/10.33558/an-nizam.v3i1.9678
  16. Shrestha, O., Forsyth, O., Sihotang, M., Sihotang, M. M., & Walsham, S. (2022). Assessing the Socio-Economic Impact of Infrastructure Development on Local Communities: A Mixed-Methods Approach. Jurnal Sosial, Sains, Terapan Dan Riset (Sosateris), 11(1), 1–8. https://doi.org/10.35335/3xahcj54
  17. Tennyson, R. (1998). Managing Partnerships: Tools for mobilizing the public sector, business, and civil society as partners in development. The Prince of Wales Business Leaders Forum.